Ramen, Ramen, dan Ramen


Ramen, tidak dipungkiri Ramen adalah makanan Jepang yang paling populer tidak cuma di Jepang tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Yang bisa menandingi popularitas ramen mungkin hanya sushi dan takoyaki. Saking populernya ramen ini, di Indonesia banyak tersedia warung-warung ramen yang punya berbagai versi yang bahkan di Jepang saja itu tidak ada. Saya yakin kalau orang Indonesia ke Jepang pastinya salah satu makanan yang diincar di Jepang adalah ramen, apalagi untuk yg muslim ramen halal sudah mulai menjamur di berbagai kota besar di Jepang.

Mie yang ada di Jepang pada dasarnya tidaklah cuma ramen tapi banyak lagi seperti udon, soba, dll… Yang unik adalah Ramen sendiri pada dasarnya tidaklah berasal dari Jepang tetapi dari China, tetapi negara-negara serumpun seperti China, Jepang, maupun Korea tentunya wajar memiliki banyak masakan yang serumpun, seperti Indonesia dan Malaysia.. Istilah ramen sendiri pada dasarnya mengacu pada jenis mie yang digunakan yang berbahan dasar gandum untuk membedakan dengan mie-mie yang lain.. Makanya apabila ada mie instan yang menggunakan jenis mie yang bahan dasarnya gandum dan disajikan dengan kuah maka itupun disebut dengan ramen juga.. Kalau tidak berkuah? Kita biasa menyebutnya dengan Mazesoba untuk yg disajikan dengan cara di-mix dengan bumbu-bumbunya seperti berbagai minyak dan saus tanpa di goreng, atau kalau yg dimasak dengan digoreng disebut yakisoba…

Setiap daerah di Jepang memiliki ramen khas-nya masing-masing pada dasarnya.. Yang populer ada shoyu ramen, shio ramen, miso ramen, dan tonkotsu ramen.. Yang membedakan dari ke-4 jenis ini tentunya adalah kuahnya.. Shoyu adalah shoyu, atau kenal dengan kecap Jepang, Shio adalah garam, tonkotsu adalah kuah daging babi, dan miso adalah miso, bahan sup khas Jepang. Meskipun menggunakan bahan-bahan dasar ini, tentu bahan-bahan lain seperti bahan dasar dari daging binatang sebagai kaldu tetap menjadi campuran yang bisa dibilang hampir wajib.. Dari berbagai jenis ramen yang populer di Jepang ini, yg benar-benar khas Jepang pada dasarnya hanya miso ramen, sedangkan yang lain turunan dari mie China..

Booming dan Blunder Mie Ramen “Tiruan”

Ramen tiruan, itulah istilah saya bagi ramen-ramen yang sekarang booming di Indonesia.. Ramen tiruan di Indonesia mungkin akan terasa sangat menarik bagi orang-orang Indonesia karena bisa menikmati makanan dari negeri yang jauh di Indonesia.. Sayangnya ramen-ramen yang dijual di Indonesia ini dibandingkan mempertahankan authentiknya rasa ramen khas Jepang justru malah terlalu mencoba menyesuaikan lidahnya orang Indonesia.. Rasa yang paling menonjol yang saya rasakan dari ramen di Indonesia adalah rasa gurih yang terlalu kuat, sangat berbeda dengan rasa ramen khas Jepang yang terasa ringan di lidah.. Ada juga yang menyajikan versi extra pedas, hal yang sangat jarang ditemui di Jepang karena orang Jepang sendiri tidak suka pedas, tetapi untuk soal pedas tidak pedas bagi saya ini masih bisa ditoleransilah…

Blunder ini juga terjadi di beberapa warung ramen halal yang ada di Jepang, terutama yang dikelola orang Indonesia ataupun malaysia.. Memang bagi muslim akan sangat sulit untuk membandingkan rasanya karena takut mencoba ramen yang tidak berlabel halal.. Akan tetapi dengan mengajak orang Jepang atau rekan non-muslim ke tempat ramen halal, kita bisa meminta pendapat mereka untuk membandingkan dengan ramen yang khas Jepang..

Dari berbagai pendapat yang pernah saya dengar, salah satu ramen halal yang memberikan rasa cukup authentik adalah Naritaya.. warung lain seperti Ayam Ya sebenernya rasanya bagi orang asia tenggara terasa lebih enak, masih terasa cukup ringan di lidah, tetapi mulai kehilangan khas Jepangnya.. Honolu ramen diantara yang pernah saya coba punya rasa paling strong, mirip yang di jual di Indonesia.. Beberapa warung ramen seperti Ouka (Di Tokyo), Kinki (di Kumamoto) malah menggunakan kuah ikan sebagai pengganti daging, ramen jenis ini bisa dibilang lain gak cuma buat kita tetapi bagi orang-orang Jepang juga.

Saat ini ramen yang populer tidak cuma beberapa yg saya sebutkan ini saja tetapi sudah semakin banyak semenjak saya meninggalkan Jepang..  Beberapa dijalankan langsung oleh orang Jepang, termasuk orang Jepang yang muslim juga… Tidak sabar rasanya ingin kembali kesana dan mencobanya..


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *