Karirmu ditentukan oleh…. Kesehatanmu


Lulus dengan IPK sangat memuaskan bahkan cumlaude, punya pengalaman di lab ataupun organisasi yang diharapkan menjadi modal yang cukup untuk melangkah lebih jauh di dunia kerja seringkali dikira jadi modal yang cukup oleh mahasiswa menuju dunia kerja. Tentu disini saya tidak bilang kalau hal-hal itu tidaklah penting, hanya saja terkadang yang mengganjal mahasiswa ataupun para pencari kerja ternyata bukanlah hal-hal ini tetapi justru adalah hal terlihat sepele bernama “kesehatan”.

“Masa’ sih pak?”, “Ah bapak cuma nakut-nakutin”, “Emang bapak ngalamin sendiri”.. Mungkin ada mahasiswa yang tidak percaya hal ini, tetapi ini adalah suatu hal yang nyata dan tentunya saya sudah mengalaminya sendiri. Apabila para pembaca disini membaca “about me” pada blog ini rekan-rekan mungkin sadar bahwa saya lulus S1 di usia yang tidak biasa, kebanyakan orang biasanya lulus S1 di usia 21th-22th, sedangkan saya lulus di usia hampir 24th, atau lebih tepatnya lagi saya lulus di semester ke-11 saya. Apa penghalangnya? Yah, tidak lain dan tidak bukan adalah kesehatan.

Dari 11 semester yang saya jalani selama S1, sekitar 3 semester diantaranya saya jalani di kampung halaman saya alias cuti, tidak lain tentu karena sakit. Kenapa ada kata “sekitar” karena memang saya dulu mulai jatuh sakit di pertengahan semester, tetapi akibatnya saya tidak mampu melanjutkan menjalani semester itu. Sakit ini pada akhirnya sangat berpengaruh ke karir saya, perusahaan-perusahaan enggan menggunakan jasa saya, mungkin saya terlalu naif memang karena setiap kali wawancara dan ditanya kenapa saya lulus mulur, saya tidak bisa berbohong dan tentu saya bilang kalau saya sakit.

Ini tentu belum termasuk cerita-cerita rekan-rekan seperjuangan saya dulu yang mengikuti tes perusahaan besar dan tinggal selangkah lagi masuk ke perusahaan itu dan “tinggal tes kesehatan” saja, tetapi ternyata tes kesehatan itulah yang menggugurkannya. Perusahaan besar memang banyak yang selektif memilih pegawai karena mereka tidak ingin kinerja perusahaan terganggu gara-gara punya pegawai yang memiliki riwayat sakit menahun atau punya potensi ke arah itu misalnya kolesterolnya tinggi, tekanan darah tinggi, asam uratnya tinggi, dll. Yang mau lanjut sekolah ke luar negeri pun sama ya, tes kesehatan sekarang sifatnya adalah wajib, jangan sampai gugur karena hasil tes kesehatannya yang kurang baik. Mau jadi dosen tetap di Tel-U pun sama, punya syarat kesehatan yang ketat.

Untuk kalian yang masih mahasiswa, jaga kesehatan kalian baik-baik mulai sekarang, terutama anak kos yang tidak didampingi orang tuanya langsung. Kurangi begadang, makan teratur dan sehat, olahraga teratur, dan hindari semua kegiatan/perbuatan yang berpotensi merusak tubuh kalian. Sebisa mungkin jaga berat badan agar sesuai dengan Index Massa Tubuh atau BMI, karena saya meyakini ketika ada 2 kandidat dengan skill sama, dan sama-sama tidak punya masalah kesehatan sedangkan hanya 1 yang diterima maka yang paling ideal BMI-nya punya peluang lebih besar untuk diterima. Kalau memungkinkan dan mampu tidak ada salahnya secara rutin setiap tahun untuk cek kesehatan di RS/Lab untuk mengetahui ada tidaknya hal yang tidak normal pada tubuh rekan-rekan semua sehingga bisa ditanggulangi dari awal.. Mulailah gaya hidup sehat, jangan sekali-kali sepelekan yang namanya kesehatan…

,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *